Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Penanganan Stres sebagai Solusi untuk Mengatasi Isu Kesehatan Mental

Cara mengatasi stress dan kecemasan
Cara menghilangkan stress (Gambar: Pexels)

Penanganan Stres sebagai Solusi untuk Mengatasi Isu Kesehatan Mental - WHO mendeskripsikan kesehatan mental sebagai keadaan psikologis yang baik, memungkinkan seseorang mengatasi tekanan hidup, menyadari potensinya, belajar dan bekerja dengan efektif, serta berkontribusi pada komunitasnya. Faktor-faktor kesehatan mental ini menjadi dasar bagi kemampuan individu maupun kelompok.

Ini mencakup keterampilan pengambilan keputusan, membangun hubungan interpersonal, dan membentuk persepsi terhadap lingkungan sekitar. Penting untuk diingat bahwa kesehatan mental dianggap sebagai hak asasi manusia yang fundamental dan krusial untuk perkembangan pribadi, komunitas, dan aspek sosial-ekonomi.

Berbagai penelitian, termasuk di Indonesia, menunjukkan bahwa 44 persen responden menganggap kesehatan mental sebagai isu kesehatan yang paling meresahkan saat ini. WHO memperkirakan sekitar 3,8 persen atau sekitar 280 juta penduduk dunia mengalami depresi.

Kesehatan mental memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan fisik, sosial, dan ekonomi individu serta masyarakat global. Lebih dari 75 persen orang yang mengalami gangguan kesehatan mental berada di negara-negara dengan ekonomi rendah dan menengah, di mana akses terhadap layanan kesehatan mental berkualitas masih menjadi kendala.

Fakta ini menunjukkan bahwa lebih dari 75 persen orang dengan gangguan kesehatan mental di negara berkembang tidak mendapatkan perawatan yang memadai. Oleh karena itu, Johnson & Johnson mengadakan acara "Mind Behind the News" pada 14 Desember 2023, sebagai bagian dari komitmen lebih dari 60 tahun mereka dalam meningkatkan kondisi bagi individu yang mengalami masalah kesehatan mental.

Devy Yheanne, Leader of Communications & Public Affairs Johnson & Johnson Pharmaceutical for Indonesia, Malaysia & Philippines, menyatakan bahwa kesehatan mental memiliki peran vital dalam memberdayakan individu untuk menyadari potensinya sehingga dapat berkontribusi secara produktif dalam komunitas mereka.

1. Hindarilah Melakukan Diagnosa Sendiri

Dr. Lahargo Kembaren, SpKJ, dalam diskusi tentang kesehatan mental, menyampaikan bahwa informasi mengenai kesehatan mental saat ini semakin mudah diakses melalui media sosial. Namun, ia memperingatkan bahwa hal ini bisa menjadi bumerang jika membawa pada perilaku self-diagnose yang malah memperburuk kondisi pasien.

Selain itu, Lahargo menjelaskan bahwa dalam tingkat depresi, gejala umumnya meliputi kecemasan, kesedihan, rasa murung, perasaan hampa, keputusasaan, gelisah, kelemahan, dan kelesuan. Orang yang mengalami depresi biasanya tidak menyadari gejala tersebut, mungkin disebabkan oleh kesibukan atau stigma di masyarakat yang membuat mereka mengabaikan kesehatan mental.

Ia juga menyoroti bahwa kondisi ini dapat berdampak negatif pada kesejahteraan fisik dan mental pasien, mempengaruhi produktivitas dan keseharian mereka. Dr. Lahargo menegaskan pentingnya pemahaman setiap individu tentang kesehatan mental. Depresi, sebagai masalah kejiwaan, dapat diatasi dan disembuhkan dengan penanganan medis yang tepat.

Dr. Lahargo menekankan bahwa tidak perlu ragu untuk mencari bantuan dari tenaga medis profesional jika mengalami gejala seperti kelesuan, kesedihan berkepanjangan, kehilangan minat pada hobi, kesulitan berkonsentrasi, atau bahkan pemikiran mengenai kematian secara berulang. Ia menyarankan pasien untuk segera berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental dan menghindari melakukan self-diagnose yang dapat memperparah gejala.

2. Berpusat Pada Hal-Hal yang Bisa Diatur

dr. Lahargo memberikan beberapa saran kepada jurnalis untuk menjaga kesehatan mental. Pertama, dia menyarankan untuk tidak terfokus pada hal-hal yang tidak dapat dikontrol.

Lebih lanjut, dr. Lahargo mengatakan bahwa fokus seharusnya diarahkan pada hal-hal yang dapat diatur, seperti pola tidur, pola makan yang bergizi dan seimbang, serta membangun hubungan sosial yang baik. Menurutnya, menjaga konsistensi jam tidur sangat penting karena tubuh memiliki ritme sirkadian yang memengaruhi hormon kortisol, yang meningkat di pagi hari dan turun di malam hari.

Ia juga menyarankan untuk mengambil cuti dan melibatkan diri dalam kegiatan yang berbeda dari rutinitas liputan berita, seperti pergi jalan-jalan dengan teman. Meskipun rasa cemas dan stres adalah hal yang normal, jika sudah mengganggu kinerja, segera berkonsultasi dengan dokter merupakan langkah yang disarankan oleh dr. Lahargo.

3. Upaya Untuk Memelihara Kesehatan Mental

Selain saran-saran sebelumnya, dr. Lahargo menekankan pentingnya mengakui dan memvalidasi perasaan yang sedang dirasakan sebagai langkah untuk menjaga kesehatan mental. Ia mengungkapkan bahwa merasakan emosi seperti marah, sedih, atau kecewa adalah hal yang normal, dan penting untuk mengakui dan menerima perasaan tersebut.

Dr. Lahargo juga menyarankan untuk membantu teman yang mengalami masalah kesehatan mental dengan mendengarkan ceritanya dan menunjukkan empati. Dia mengingatkan setiap individu untuk menyadari kebutuhan akan ventilasi untuk perasaan tersebut.

Salah satu cara yang dianggap mudah oleh dr. Lahargo adalah melalui aktivitas jurnaling, di mana seseorang menuliskan dan mengekspresikan perasaannya. Selain itu, mendengarkan lagu-lagu yang mencerminkan perasaan saat ini juga dapat membantu.

Setelah itu, dr. Lahargo menyarankan untuk meregulasi emosi dengan mengubah emosi yang berat menjadi lebih ringan. Teknik pernapasan dan grounding manajemen stres, yang melibatkan kesadaran terhadap lingkungan sekitar, merupakan beberapa cara yang dapat membantu seseorang melepaskan diri dari pikiran dan perasaan yang berat.

Sumber: Liputan6

Posting Komentar untuk "Penanganan Stres sebagai Solusi untuk Mengatasi Isu Kesehatan Mental"